Sosialisasi Edukasi Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan Akibat Bencana di MAN 1 Lampung Selatan
- Jum'at, 21 Februari 2025
- Administrator
- 0 komentar
Lampung Selatan, 21 Februari 2025 – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap krisis kesehatan akibat bencana, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung bersama Public Safety Center (PSC) Kabupaten Lampung Selatan menggelar Sosialisasi Edukasi Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2025 di MAN 1 Lampung Jumat, 21 Februari 2025.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala MAN 1 Lampung Selatan, Bapak H. Ahmad Musopa, M.Pd, yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya edukasi kesehatan dalam menghadapi potensi bencana. Beliau berharap, melalui sosialisasi ini, warga madrasah semakin siap dalam menangani situasi darurat, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Puskesmas Wayurang, Ibu Yuliana, S.ST, yang memberikan wawasan mengenai langkah-langkah preventif serta penanganan awal dalam situasi darurat kesehatan. serta Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Lampung, Ibu dr. Diah Anjarini, M.Epid. Dalam sambutannya, dr. Diah menegaskan bahwa kesiapan menghadapi krisis kesehatan akibat bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab tenaga medis, tetapi juga masyarakat luas, termasuk pelajar.
Sosialisasi ini menghadirkan berbagai materi penting, seperti Resusitasi Jantung Paru (RJP), pertolongan pertama pada orang pingsan, penanganan korban bencana banjir, serta perawatan luka bakar. Peserta tidak hanya mendapatkan pemahaman teori, tetapi juga mengikuti praktik langsung dalam menangani kondisi-kondisi darurat tersebut.
Para siswa dan guru MAN 1 Lampung Selatan tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka berlatih teknik RJP, mengenali langkah-langkah yang harus dilakukan saat menghadapi orang pingsan, serta memahami cara merawat luka bakar dan dampak kesehatan akibat bencana banjir.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan seluruh warga MAN 1 Lampung Selatan memiliki kesiapsiagaan yang lebih baik dalam menghadapi krisis kesehatan akibat bencana serta mampu menerapkan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari.
